tampilan menu

Let's Find Our stOry

Senin, 21 September 2015

Visi & Misi

VISI
• Ikut memperdayakan anak Yatim, Piatu dan terlantar menjadi seorang anak Indonesia yang berguna bagi dirinya, Keluarga, Masyarakat dan Negara.

MISI
• Membantu mengurangi masalah sosial melalui pelayan LKSA/Panti Asuhan.
• Melalui proses pelayanan dalam LKSA generasi muda diharapkan dapat berprestasi, mandiri dan penuh tanggung jawab.
• Memberikan pelayanan yang berdasarkan potensi pekerjaan sosial anak.

Sabtu, 09 Maret 2013

Sejarah Singkat Panti Asuhan Tambatan Hati


A.Sejarah Singkat
PANTI ASUHAN TAMBATAN HATI

Panti Asuhan Tambatan Hati didirikan pada tangga 11 Agustus 1949 atas gagasan dari perkumpulan wanita Budi Istri Pusat Bandung. Latar belakang berdirinya Panti Asuhan Tambatan Hati ialah karena pada masa itu banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat terjadinya revolusi. Perkumpulan wanita Budi Istri Bandung bergerak untuk mendirikan rumah yang dapat menampung anak-anak tersebut.

Perkumpulan Budi Istri Pusat Bandung mengajak organisasi wanita lainnya diantaranya PERKIWA, Alsyah Persis Istri, NU, Persatuan Putri Indonesia, Wargi Istri Kristen, Serikat Pelajar Indonesia, Partai Rakyat Pasundan, dan Pikat (Percintaan Ibu Kepada Anak Keturunan). Gabungan organisasi-organisasi wanita tersebut sepakat untuk mendirikan Yayasan Tambatan Hati. Nama ini diberikan karena memiliki arti sebagai rasa ikatan cinta kasih dari para ibu-ibu yang melihat anak-anak yatim piatu korban revolsi, yang diwujudkan dalam bentuk rumah sebagai pusat pendewasaan dan pengembangan anak-anak agar menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, Negara dan agama.

Pendirian Panti Asuhan tersebut diajukan melalui permohonan bantuan keuangan kepata Brytain Sellingen Find yang sekarang diganti menjadi Yayasan Dana Sosial. Oleh Yayasan Tambatan Hati pada tahun 1949 sumbangan dari yayasan tersebut digunakan untuk membeli sebuah rumah bekas Ni Rom, yang letaknya di jalan Moh.Toha No.63 Bandung dengan luas tanah +/- 100 anak dari berbagai suku yang ada di Indonesia dengan jumlah pegawai sebanyak 14 orang.

Panti Asuhan Tambatan Hati resmi mulai menerima anak-anak asuh untuk tahap awal sebanyak 100 anak pada tahun 1950. Anak-anak tersebut berasal dari hasil seleksi Jawatan Sosial atau Poklisi Pamong Praja dan pindahan dari Panti Asuhan Taruna Negara Cibabat.

Proritas anak asuh yang diterima panti asuhan Tambatan Hati sesuai dengan cita-cita dari Budi Istri Pusat Bandung yaitu anak-anak yang terlantar akibat kehilangan orang tua dan saudaranya pada saat revolusi, korban keganasan gembong Kartosuwiryo ataupun bencana alam lainnya.

Panti Asuhan Tambatan Hati dalam kegiatan pelaksanaannya banyak mengalami hambatan, terutama pada tahun 1970 Panti Asuhan Tambatan Hati mengalami kesulitan keuangan, hal ini terjadi sebagai dampak dari peristiwa G 30 S/PKI sehingga pada bulan Juli 1972 pindah ke jalan Galunggung No.23 Bandung. Ditempat ini panti mulai memperbaiki pola pelayanan terhadap anak maupun dalam penyelekseian anak.

Rumah dijalan Galunggung No.23 Bandung, meiliki luas tanah 825 m2 dan relative agak kecil, maka jumlah kapasitas tampungnya pun berkurang menjadi 50 anak dengan 6 pengasuh. Pengurangan jumlah anak asuh ini, selain kurang luasnya rumah penampung juga karena penyeleksian yang relative ketat lagi terhadap anak yang mau menjadi anak asuh, hal ini dimaksudkan karena banyak mereka yang diambil lagi oleh keluarganya atau ahli warisnya atau anak asuh melarikan diri dari panti asuhan, sementara pelayanan berlangsung. Hal ini akan mengganggu proses pelayanan terhadap yang lainnya ataupun lembaga panti asuhan sendiri.